Rabu, 03 Desember 2014

Tidak terasa sudah 3 hari saya berada di Thai Diamond Land, Kaeng Krachan. Saya akan merindukan momen sejuknya suasana dan lucunya anjing terlatih itu “whitte” dan “brownie”. Nama itu kami berikan karena mereka berwarna putih bersih dan coklat. Kami akan kembali menuju kota Bangkok dengan segala keramainannya. Bagaimanapun itu, live must go on bradaa,,,. Pengen tau lanjutan keseruan dari cerita Pesona Wisata dan Kebudayaan Thailand Jilid 3, tancap mang

Kaeng Krachan National Park
Sebelum saya benar-benar meninggalkan Kaeng Kracahan, saya bersama rombongan mengunjungi Kaeng Krachan National Park. Taman nasional ini adalah salah satu yang terbesar di Thailand. Saya mengunjungi destinasi ini secara singkat. Saya melihat-lihat dari daerah dataran tinggi dimana depan saya merupakan basin yang sangat luas dimana flora faunanya dilindungi oleh pemerintah Thailand.

Kaeng Krachan Thailand
Kaeng Krachan Thailand


Dalam basin yang luas saya dapat melihat secara 360 derajat. Waww, sunggung mengagumkan melihat pegunungan, ngarai, sungai yang membelah serta hewan yang sedang beraktivitas di bawah sana. Di sini terdapat pula danau yang saya perkirakan merupakan hasil aktivitas tektonik. Hal tersebut ditunjukan dari lapisan batuan di tepi danau yang miring.

Heritage Hotel
Welcome back to Bangkok. Setelah perjalanan jauh saya kembali ke kota Bangkok dengan selamat. Kami langsung check in di Heritage Hotel Silom, berseberangan dengan hotel sebelumnya I-Residence. Hotel ini juga tidak kalah nyaman, dengan minibar di lantai dasar kami dapat menikmati sarapan dan sekedar minum-minum. Saya sempat mencoba kolam renang di lantai atas hotel ini. Weheyyy, berenang di ketinggian sambil melihat orang berlalu-lalang cukup mengesankan. Gedung-gedung yang lebih tinggi dapat kita lihat lebih dekat, dihiasi jalur BTS yang melintas di udara kota Bangkok. Di lantai atas tidak hanya terdapat kolam renang tetapi juga terdapat minigym. Bagi anda yang ingin menjaga kebugaran boleh mencoba fasilitas yang satu ini. 

Chatuchak
Sorenya saya memutuskan untuk mengunjungi beberapa destinasi yang belum saya coba di Bangkok. Saya melaju menggunakan BTS menuju pasar Chatuchak, sebuah pasar tradisional Thailand yang menjual berbagai macam souvenir. Banyak sekali pilihan dan banyak pula pedagang yang menjajakan jualannya. Latihlah kemampuanmu untuk menawar harga agar mendapatkan harga terbaik. Saya semacam es lilin yang unik, yaitu lubang memanjang diisi dengan cairan untuk kemudian membeku dan ditusuk dengan lidi. Saya juga mencoba jajanan jalanan Thailand, berupa teh thailand, cumi dan beberapa gorengan. Hmmmm, the taste of Thai. Saya juga mengunjungi mall di Bangkok. Tak berbeda jauh dengan mall yang ada di Indonesia, sentuhan modern membuat mall di bangkok menjadi terlihat mewah. 

Pasar Chatuchak Thailand
Pasar Chatuchak Thailand

Tomyum Usman
Laparrrr, sudah seharian berjalan-jalan membuat perut saya meraung meminta asupan gizi. Saya mendapat rekomendasi dari teman tentang Tomyum Usman yang halal. Memang jaraknya agak jauh tetapi kapan lagi saya akan ke sana, tanpa buang waktu saya melaju membelah Bangkok menuju alamat yang diberikan teman saya. Sukumvit, Soi 22, hanya itu yang saya ketahui tentang lokasi Tomyum Usman. Sukumvit itu adalah nama jalan, sedangkai Soi berarti gang. Setelah sampai di terminal BTS Sukumvit kami berjalan mencari gang nomer 22. 

Usman Thai Food
Usman Thai Food
Setelah berjalan kurang lebih 30 menit dengan perut lapat dan hampir putus asa akhirnya kami sampai di lokasi. Ohhhh, Usmannn, kami laparrrr. Sesampainya di kedai yang cukup mungil, kami memesan beberapa menu sambil berbincang dengan pemilik kedai. Pak Usman adalah orang Malaysia yang sudah lama tinggal di Thailand. Dia mampu berbahasa Indonesia dengan mudah sehingga pembicaraan kami menjadi lancar dan lepas.

Kedai ini tidak hanya menjual makanan, tetapi juga souvenir berupa bumbu tomyum dan teh thailand sachet. Saya membelinya sebagai oleh-oleh, siapa tahu saya kangen masakan Thailand saat sudah sampai di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar